Sunday, October 9, 2011

Saya Minta Maaf / I am Sorry

Bukan kebetulan kalau pagi saya mendengar kotbah pastor magdelinna. Tentang mengampuni. Orang yang menyimpan kebencian, kepahitan dalam hatinya kepada orang lain, siapapun itu, cenderung merusak hidupnya sendiri, tanpa ia sadari. Jadi ketika kita mau mengampuni orang yang pernah menyakiti hati kita, maka kita sedang membebaskan seorang tawanan dari penjara. Siapakah itu? Diri kita sendiri.
Di situ diceritakan tentang seorang perempuan yang mengalami kecenderungan sejak ia kecil. Ketika dewasa dia jatuh ke dalam kehidupan seks bebas. Ada juga kisah tentang seorang pemuda, yang diusir ayahnya yang pemabuk karena berusaha membela ibunya dari ajaran si ayah. Dia nyaris bunuh diri karena tidak tahu kehidupannya akan jadi seperti apa di luar rumah. Tapi Tuhan sendiri yang “bersuara” secara bisikan kepadanya tepat saat dia mau melompat dari pinggiran jambatan. Tuhan berkata bahwa SAYAlah yang akan jadi ayah kamu… (mengharukan)I wanna cry again…
. Beberapa tahun lalu, saya ingat bahwa saya pernah bertemu mendengar kotbah di sebuah gereja yang amat sangat nyaman. Saya diajak sahabat untuk mendengar kotbahnya. Selama “sesi” wawancara, saya dan sahabat terdiam seribu bahasa. Terkejut mendengar kalimat-kalimat “pahit” yang keluar dari mulutnya, mengritik habis seorang pendeta. Hmm…mungkin kepahitan itu juga yang membawanya ke dalam sebuah kehidupan “rusak” yang dia ceritakan sendiri secara gamblang lewat buku tersebut.
Yang saya pelajari hari ini adalah, mengampuni jauh lebih penting untuk dilakukan ketimbang menyimpan sakit hati. Betapapun memang sulit untuk mengampuni, tetapi hari ini saya belajar bahwa kebencian dan kepahitan yang mungkin akan saya simpan di kemudian hari (saya tidak dapat menghentikan orang lain yang secara sadar atau tidak menyakiti saya seolah saya memiliki remote control yang boleh berganti channel kehidupan), pastinya akan membawa saya ke dalam sebuah kehidupan yang “rosak”, tanpa saya sadari. I don’t want that.
Dan untuk kesalahan apapun yang saya lakukan kepada orang lain, saya mau berkata, “I am sorry…”. Maafkanlah saya. Ampuni saya, dan silakan menikmati hidup dalam anugrah Tuhan yang berlimpah-limpah itu….

No comments:

Post a Comment