“Inner
peace…” begitu kata guru kungfunya si Po di awal-awal cerita. Ternyata
“jurus” inner peace inilah yang akhirnya membuat Po memenangkan
peperangan melawan seekor merak jahat yang telah membuat Po terpisah
dari orangtuanya.
Banyak hal saya pelajari dari film ini. Pertama, “inner peace”.
Menurut saya konteksnya begini: ketika damai sejahtera dari Tuhan itu
memenuhi hati kita, maka situasi chaos apapun yang terjadi di sekeliling
akan membuat kita tetap berkepala dingin, dan merasakan ketenangan
supranatural. (supranatural berarti tidak ada alasan kasat mata yang
bisa kita jadikan dasar untuk jadi tenang, tapi semua karena ketenangan
yang supranatural alias dari Tuhan).
Kedua, keputusan diri sendiri.
Si Po yang dibohongi oleh si merak jahat Shen, pada akhirnya tahu bahwa
orangtuanya sangat menyayangi dirinya. Mereka meninggalkan Po justru
supaya Po selamat dari kejaran para prajurit Shen yang diperintahkan
untuk membunuh semua panda di negerinya karena tidak mau ramalan bahwa
Shen akan dikalahkan oleh kekuatan putih-hitam (seperti warna bulu
panda). Po akhirnya menemukan kedamaian itu, inner peace, setelah tahu
betapa orangtuanya menyayangi dia. Berbeda dengan Shen. Dia juga tahu
orangtuanya menyayanginya, tapi, dia memilih untuk membenci mereka.
Didikan keras ortunya justru membuat dia kepahitan, sekalipun didikan
itu untuk kebaikannya, yaitu supaya Shen tidak semakin jahat. Keputusan
Po, membawanya kepada kemenangan atas peperangan melawan Shen.
Sebaliknya, keputusan Shen menyimpan sakit hati kepada orangtuanya,
membawanya kepada kematian.
Film yang lucu (walaupun tidak selucu yang pertama), dan sarat pelajaran kehidupan, Kungfu Panda 2… It’s recommended!!
No comments:
Post a Comment