Sunday, September 2, 2012

Sahabat Tuhan

Ada seorang budak pelajar di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil jalan melintasi daerah tanah yang berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.

Setiap kali berhasil menyebrangi jalan raya tersebut, pelajar ini singgah sebentar ke Gereja tiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya. Tindakannya ini selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap pelajar yang setia dan beriman tersebut. “Bagaimana kabarmu, Andy? Apakah kamu akan ke Sekolah?”

“Ya, Bapa Pendeta!” balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut. Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada pelajar tersebut, “Jangan menyebrang jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah, kamu boleh singgah ke Gereja dan saya akan memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat.”

“Terima kasih, Bapa Pendeta.” “Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?” kata bapa pendeta itu, lalu kata pelajar itu“Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan.. sahabatku.”

Dan Pendeta tersebut meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tetapi pastor tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.

“Engkau tahu Tuhan, ujian matematikku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak menrungut walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu kuih dan minum airku. Ayahku mengalami  kekurangan wang dan yang bisa kumakan hanya kuih ini. Terima kasih buat kuih ini, Tuhan! Tadi aku melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kuihku yang terakhir buatnya. Lucunya, aku jadi tidak begitu lapar. Lihat ini kasutku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa kasut minggu depan. Engkau tahu kasut ini akan rosak, tapi tidak apa-apa……. paling tidak aku tetap dapat pergi ke sekolah. Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami ekonomi dan susah bulan ini, bahkan beberapa dari temanku sudah berhenti sekolah, tolong bantu mereka supaya dapt bersekolah lagi. Tolong Tuhan.

Oh, ya.. Engkau tahu kalau Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu. Tuhan, Engkau mau lihat lukaku??? Aku tahu Engkau dapat menyembuhkannya, disini, disini, aku rasa Engkau tahu yang ini kan….??? Tolong jangan marahi ibuku, ya…..?? dia hanya sedang lelah dan kuatir akan keperluan makan dan biaya sekolahku. Itulah mengapa dia memukul aku.

Oh, Tuhan, aku rasa, aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang sangat cantik dikelasku, namanya Anita. menurut Engkau, apakah dia akan menyukaiku??? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak payah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku. Hei.ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira??? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu. Aku berharap Engkau menyukainya. Oooops..aku harus pergi sekarang.” Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta .

“Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda boleh menemaniku menyebrang jalan sekarang!” Kegiatan tersebut berlangsung setiap hari, Andy sentiasa datang walau susah sekalipun. Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Tuhan.. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif. Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga tidak dapat memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja tersebut diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat.

Mereka juga mengutuki orang yang menyinggung mereka. Ketika mereka sedang berdoa, Andy pun tiba di Gereja tersebut untuk menghadiri pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa “Halo Tuhan..Aku..” “Kurang ajar kamu, budak!!!tidakkah kamu lihat kalau kami sedang berdoa???!!! Keluar, kamu!!!!!” Andy begitu terkejut,”Dimana Bapa Pendeta Agaton..??Seharusnya dia membantuku menyeberangi jalan raya. dia selalu menyuruhku untuk hadir di pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus, karena hari ini hari ulang tahunNya, aku pun punya hadiah untukNya..”

Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja. “Keluar kamu, budak!..kamu akan mendapatkannya!!!” Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyebrangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja.

……Lalu dia menyeberang, tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang – disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut. Waktunya hanya sedikit untuk menghindar.dan Andy pun tewas seketika……….

Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh pelajar malang tersebut yang sudah tidak bernyawa lagi. Tiba-tiba, entah muncul dari mana ada seorang lelaki berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut, namun dengan penuh air mata datang dan memeluk anak kecil malang tersebut. Dia menangis.

Orang-orang merasa hairan dengan dirinya dan bertanya,”Maaf tuan..apakah anda keluarga dari anak yang malang ini? Apakah anda mengenalnya?” Tetapi lelaki tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam berkata,”Dia adalah sahabatku.” Hanya itulah yang dikatakan. Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam saku baju anak malang tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh anak tersebut, kemudian keduanya menghilang. Orang-orang yang ada disekitar tersebut semakin hairan dan takjub.

Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sangat mengejutkan. Dia pun berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan lelaki misteri berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dengan kedua orang tua Andy. “Bagaimana anda mengetahui putra anda telah meninggal?” “Seorang lelaki berjubah putih yang membawanya kemari.” Ucap ibu Andy terisak.

“Apa katanya?” Ayah Andy berkata, ”Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy, sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan ciuman dikeningnya, kemudian Dia membisikkan sesuatu.

“Apa yang dikatakan?” “Dia berkata kepada putraku..” Ujar sang Ayah. “Terima kasih buat hadiahnya. Aku akan berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku.” Dan sang ayah melanjutkan, “Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis tapi tidak tahu mengapa boleh demikian. Yang aku tahu, aku menangis karana bahagia. aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika dia meninggalkan kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku. Aku tidak dapat melukiskan sukacita dalam hatiku. aku tahu, putraku sudah berada di Surga sekarang. Tapi tolong Bapa Pendeta, siapakah lelaki ini yang selalu bicara dengan putraku setiap hari di Gerejamu? Anda seharusnya mengetahui karena anda selalu di sana setiap hari, kecuali pada saat putraku meninggal.

Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik, ”Dia tidak berbicara kepada siapa-siapa, kecuali dengan Tuhan.”


 Firman Tuhan dalam Lukas 18:17 berkata "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Dari Firman ini kita tahu bahwa Tuhan menginginkan kita memiliki kemurnian hati untuk datang ke dalam KerajaanNya.
Saat ini aku mengajak setiap orang yang sekarang ini membaca artikel ini untuk memiliki respon yang benar. Jangan tunda-tunda lagi, mari mulai sekarang kita jadikan Tuhan Yesus Kristus sebagai sahabat sejati kita, utamakan Dia, libatkan Dia di dalam segala hal, dan mari kita memiliki hati yang murni untuk mendekat kepadaNya.
Aku percaya, saat kita mau melakukan hal itu, kita akan melihat dan merasakan bagaimana indahnya memiliki hubungan yang pribadi dengan Tuhan. Dan pada saatnya kita dipanggil Tuhan kita akan melihat Tuhan Yesus menjemput kita untuk membawa kita masuk dalam kerajaanNya.
mari kitakan amin.

No comments:

Post a Comment