Friday, November 11, 2011

Kenapa Aku Tuhan

Orang yang berjalan di muka bumi ini punya problema hidupnya masing-masing. Tapi mereka terlihat ceria, tak nampak di wajahnya garis-garis kesedihan. Bintik-bintik hitam kelamnya kehidupan.Bilapun hidupku jadi baik. Ah, bukankah sekarang sudah baik? Perasaan dari dulu begini-begini saja.Skarang,masih tak ada perubahan. Aku tak menutup-nutupinya. Jika memang ada perubahan, apanya yang berubah dari aku yang tiga tahun yang lalu, yang empat tahun lalu, yang lima tahun laluDulu sewaktu lima tahun ke belakang aku memikirkan apa? seingatku dulu mengimpikan ingin jadi hidup yang sempurna, bisnis di ahad-net berhasil. Namun akhirnya kupikir yang penting aku hanya berkerja dan cari duit sahaja .Sekarang mimpiku setahun ke depan sudah mahir main .Usiaku sudah 20 tahun sudah pantas untuk menikah. Sekarang pacar pun tak punya. Aku menikah dengan siapa. Harapan hanyalah harapan, mimpi hanyalah mimpi. Hidup penuh kegelisahan. Kenapa gelisah. Bukankah hidup itu harus dinikmati. Orang-orang segelisah akukah. Yang pasti mereka juga punya masalah.Siapkah aku mati hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini, tahun depan, abad depan? Aku tidak takut menghadapi kematian, tapi takut aku belum bisa berkarya atas nama Tuhan untuk manusia, tapi keburu dijemput ajalku.Hidup oh hidup. Begitu banyak harapan yang harus kutunaikan. Cukupkah saja dengan hidup yang mengalir sendiri. terlalu banyak ambisi hidup jika tidak tergapai akhirnya putus asa.
Mengharap cinta seseorang. Namun akhirnya pernah terluka. Meski ia kembali tapi belum pasti. Haruskah tidak mengharap apa-apa dari hidup ini? Katanya mengharap satu saja, yakni Rida Tuhan. Tapi itu harus diuraikan.
Jika tak jadi aku  meneruskan pelajaran, lantas itu salah siapa?Salah aku karena tak berminat untuk meneruskan. Keburu kehilangan semangat baru pelajaran seminggu saja. Alasanku karena aku dikecewakan. Lantas salah siapa tidak memikirkan terlebih dahulu.paloiiii,Sampai kapan aku punya perasaan gelisah seperti ini? Lantas aku harus bagaimana. Jangankan memikirkan bangsa, aku juga adalah bagian dari masalah bangsa. Aku berdiri bukan sebagai solusi. Aku sudah kuliah, sudah banyak baca buku, sudah kesana-sini, lantas hasilnya begini. Jangankan bisa berbuat bagi orang lain, buat diriku sendiri saja masih bingung. Bagaimana dengan pelajaran dan malas.

No comments:

Post a Comment